dexamethasone tablet dan injeksi

Dexamethasone obat apa?

Dexamethasone adalah obat dari golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi yang berkaitan dengan inflamasi dan alergi, serta untuk menekan reaksi sistem imun yang berlebihan. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi peradangan pada usus, peredangan pada sendi, edema pada otak, serta terapi sebelum pengobatan kemoterapi kanker.

Dexamethasone bekerja dengan cara menurunkan reaksi peradangan yang umum terjadi pada penyakit infeksi atau kondisi lainnya. Hal itu dilakukan dengan menghambat migrasi leukosit dan juga meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Dexamethasone juga bekerja menekan reaksi sistem imun hingga dapat meredakan alergi.

Ringkasan Obat Dexamethasone

Jenis obatKortikosteroid
KategoriObat keras
Kegunaan
  • Mengatasi peradangan, termasuk pada sendi, dan penyakit autoimun
  • Mengatasi edema pada makula
  • Sebagai terapi awal sebelum kemoterapi untuk meringankan inflamasi
  • Mengatasi hiperplasia adrenal kongenital
  • Mengatasi penyakit kulit seperti psoriasi dan pempigus
KonsumenDewasa dan anak-anak
KehamilanKategori C (hindari)
SediaanKaplet: 0,5 mg, 0,75 mg; Tablet: 0,5 mg, 0,75 mg; Tetes mata: 0,5 mg, 1 mg; Tetes telinga: 0,5 mg; Salep mata: 0,5 mg; Cairan injeksi: 0,5 mg/ml; Sirup: 0,5 mg. Krim: 0,4 mg.
MerekAlegi, Inthesa, Alerdex, Kaldexon, Asonfen, Kalmethasone, Blecidex, Carbidu, Kokodex, Cellacort, Lanadexon, Cendo Methasone, Cendo Xitrol, Licodexon, Corsona, Lorson, Cortidex, Maxitrol, Megadex, Dellamethasone, Megasonum, Dexa-M, Molacort, Nelydex, Neocortic, Dexaharsen, Neodex, Novadex, Nufadex M, Omegtamine, Oradexon, Dexclosan, Dexicorta, Oregan, Dextaf, Dextafen, Polofar PlusDextaminePritacort, Dextina, Diometa, Proxona, Erlamicetin Plus, Pycameth, Ermethasone, Pyradexon, Etadex

Cara Kerja dan Fungsi Obat Dexamethasone

Fungsi Dexamethasone dalam tubuh adalah membantu menurunkan reaksi tubuh terhadap peradangan. Peradangan terjadi akibat adanya respon tubuh terhadap perlukaan atau adanya zat asing yang mengganggu jaringan tubuh.

Sebenarnya hal ini normal terjadi sebagai bentuk pertahanan tubuh terhadap rangsangan berbahaya, iritasi, sel-sel yang rusak, atau patogen. Namun apabila berlebihan, tubuhpun merasa tak nyaman sehingga perlu dikendalikan.

Sebagai senyawa glukokortikoid sintetis, Dexamethasone berikatan dengan reseptor glukokortikoid yang kemudian menyebabkan terjadinya modifikasi terhadap sintesis protein penting yang dibutuhkan dalam proses inflamasi. Akibatnya resepon tubuh terhadap inflamasi berkurang.

Dexamethasone juga diduga melibatkan penghambatan terhadap phospoliphase A2 berupa lipokortin. Lipokortin bertugas mengendalikan biosintesis mediator peradangan seperti prostaglandin dan leukotrien, akibatnya inflamasi dapat dikurangi efeknya.

Indikasi dan Kegunaan Dexamethasone

Dexamethasone digunakan untuk mengatasi kondisi yang berkaitan dengan inflamasi, penekanan sistem imun dan kekurangan hormon. Beberapa kondisi tersebut seperti:

  • Inflamasi yang terjadi secara umum pada luka.
  • Reaksi alergi.
  • Artritis reumatoid serta penyakit rematik lainnya seperti gout, spondilitis ankilosa, radang sendi psoriasis, juvenil artritis reumatoid, serta lupus.
  • Beberap penyakit kulit seperti pempigus, psoriasis berat, dermatitis herpetiformis, dan dermatitis seboroik parah.
  • Peradangan pada saluran cerna seperti pada penyakit kolitus ulseratif.
  • Peradangan pada penyakit sklerosis multiple dan miastenia gravis.
  • Terapi awal sebelum kemoterapi untuk meringankan inflamasi dan menurunkan efek samping pengobatan kanker ini.
  • Mengatasi penyakit ginjal akibat berkurangnya produksi hormon adrenal di ginjal.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Penderita yang memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap golongan obat kortikosteroid dan turunannya.
  • Penderita infeksi jamur sistemik.
  • Tidak boleh digunakan pada infeksi jamur atau virus pada mata.
  • Tidak boleh diberikan pada infeksi aktif yang belum ditangani.

Dosis Dexamethasone dan Aturan Pakai

Peringatan! Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.

Dosis Dexamethasone untuk mengatasi inflamasi

  • Dosis dewasa: 0,75 – 9  mg sekali dibagi dalam 2 –  4 dosis dalam bentuk tablet
  • Dosis anak-anak: dosis sangat tergantung umur dan berat badan anak. Pemberian awal 0,02 mg – 0,3 mg/kg berat badan. Pemberian selanjutnya umumnya ditingkatkan sedikit tergantung kondisi penyakit dan pasien.

Dosis Dexamethasone untuk menekan sistem imun

  • Dosis dewasa: 0,75 – 9 mg dalam bentuk obat oral atau 0,5 – 9 mg dalam bentuk cairan injeksi dibagi dalam dua dosis per hari.
  • Dosis anak-anak: 0,02 – 0,3 mg/kg berat badan.

Dosis Dexamethasone untuk inflamasi pada sendi

  • Dosis dewasa: 0.8 – 4 mg per hari tergantung ukuran sendi yang mengalami inflamasi.

Aturan pakai:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau bersamaan dengan makan.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Dexamethasone pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Dexamethasone

Dexamethasone ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Dexamethasone meliputi:

  • Mual dan muntah.
  • Nyeri perut.
  • Pembengkakan (edema).
  • Sakit kepala.
  • Perubahan mood, depresi ringan.
  • Sulit tidur.
  • Kekurangan potasium yang menyebabkan mudah haus.
  • Peningkatan pada kadar gula darah dan tekanan darah.

Efek yang lebih serius namun lebih jarang terjadi adalah seperti berikut:

  • Pendarahan pencernaan dengan munculnya bercak darah di feses.
  • Warna urin kemerahan karena mengandung darah.
  • Pendarahan yang tidak biasa.
  • Reaksi alergi dengan gejala seperti demam dan kesulitan bernapas.

Efek Overdosis Dexamethasone

Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis dapat berupa pendarahan di pencernaan (ditandai adanya darah di feses), pankreatitis, osteoporosis, edema, hipertensi. Selain itu, overdosis juga mungkin terjadi pada penggunaan opthalmik (penggunaan pada mata) gejalanya dapat berupa toksisitas retina, glaukoma dan katarak subkapsular. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap obat jenis kortikosteroid.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita hipertiroidisme, sirosis, hipertensi, kolitis ulseratifa, gangguan tromboemboli, osteoporosis, diabetes mellitus.
  • Pada penderita diabetes sebaiknya dilakukan pemantauan kadar gula darah.
  • Indeks koagulasi sebaiknya dipantau jika mengonsumsi bersamaan dengan warfarin.
  • Hati-hati penggunaan pada lansia, anak-anak, ibu hamil atau menyusui.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Dexamethasone untuk ibu hamil?

  • Dexamethasone digolongkan dalam kategori C untuk ibu hamil menurut FDA (BPOMnya Amerika Serikat). Hal itu berarti, studi bahan obat ini pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan hewan percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaan obat ini sebaiknya dihindari selama masa kehamilan.

Bolehkah Dexamethasone untuk ibu menyusui?

  •  Belum diketahui apakah Dexamethasone terekskresi dan mengontaminasi ASI ibu menyusui. Namun secara teoritis jika senyawa obat ini masuk ke dalam ASI maka bayi akan mengalami pelambatan pertumbuhan. Oleh karena itu sebiknya hindari penggunaan obat ini selama masa menyusui.

Interaksi Obat

Hati-hati saat menggunakan Dexamethasone bersamaan dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Dexamethasone dengan obat-obat berikut:

  • Diuretik loop, amfoterisin B. Meningkatkan risiko hipokalemia.
  • Isonizide, salicylate, vaksin dan toksoid. Mengurangi efektivitas Dexamethasone.
  • Ciklosporin. Meningkatkan efek kedua obat.
  • Apirin, etanol. Meningkatkan risiko gangguan pencernaan.
  • Efedrin, phenobarbital, fenitoin, kolestiramin, rifampisin. Dapat mengurangi efektivitas obat-obatan tersebut (dapat berakibat fatal).
  • Kalsium. Dexamethasone dapat menurunkan penyerapan kalsium.